Langsung ke konten utama

AKU DAN RESAHKU DI TENGAH PANDEMI

Poto saat dipesawat
Sudah lebih dari sebulan ini aku berada dirumah sejak kampus kesayangan memutuskan untuk me "partial-lockdown"  yang berarti hanya sebagian orang yang kepentingan saja yang boleh masuk. Kebijakan ini dikeluarkan secara resmi oleh pihak kampus sejak tgl 17 Maret 2020. Sehari sebelum begitu menyesal diriku tidak ke kampus dan lebih memilih rebahan di kamar kosanku, padahal itu mungkin hari terakhir di semester ini aku menginjakan kaki ke kampus. Lingkungan disekitar kosan mulai sepi, para mahasiswa berbondong bondong pulang ke kampung halaman. Hatiku mulai terusik, padahal saat itu aku baru memulai  pekerjaan tambahan yang kupikir bisa kugunakan untuk membeli kado untuk mama tercinta. Ternyata itu tidak berlangsung lama karna pekerjaan tersebut harus berhenti di tengah pandemi ini.

Keesokan harinya tetangga tepa disebela kamarku, berkata tidak akan pulang dan akan menyelesaikan tugasnya. Belum 24 jam, dia pulang!

Keluarganya khawatir dan memintanya untuk segera pulang, sedang aku hanya terdiam karena sejak pandemi mulai berlangsung, tiada tanya tentang kabar ku dari rumah. Ya memang begitu, sangat jarang orang rumah menanyai kabar ku perwaktu. kami saling berkabar di setiap malam minggu atau minggu pagi. Aku selalu mengatakan bahwa aku "baik baik saja". Tapi hari itu, rabu aku meneteskan air mata karna tak ada tanda tanya tentang kabarku sementara aku mulai tertekan karna seisi kosan mulai sepi. Bara tempatku membeli kebutuhan sehari hari mulai jarang terlihat manusia. Sementa aku tiba tiba saja merasakan demam, kerongkongan kering dan sesekali batuk. Hati tak karuan, apakah aku terinveksi pandemi ini, sunggu benar benar takut hati ini. Bukan. bukan karena takut sakit, aku takut orang rumah tau dan khawatir, ya tentu saja tentang kesehatanku dan biayanya.

Akhirnya aku bilang ke orang rumah bahwa aku akan pulang hari jum'at saat kurasa kondisiku baik baik saja. Kuberitahu teman teman bahwa aku akan pulang, dan bersyukur sempat diantar ke terminal  bubulak yang walau terlambat sampai dan harus mengejar bus yang sama di terminal cimanggu. Terimakasih disaat hati tak karuan seperti ini masih ada yang mau mengantar.

Tiba di bandara soeta, sekeliling ku tak seramai biasanya. Hampir semua orang mengenakan masker dan menjaga jarak, syukurlah pikir ku. Ku pegang ters kening ini, rasanya panas. mulai resah hatiku memikirkan apakah akan putar baik atau bisa pulang kerumah. Ternyata panas yang kurasa hanya perasaan ku saja, termometer di bandara soeta mendeteksi bahwa aku aman. Sejujurnya bukan tanpa ragu aku pulang, memikirkan orang tua dirumah. Tapi hari itu aku ingin egois, aku ingin bilang aku tidak baik baik saja apa kata. Masuk kedalam pesawat dengan susunan kursi tida si kiri dan kanan, aku duduk sendiri, baru pertama kurasa. Ya kupikir ini aman dan syukurlah

Adikku menjemputku dibandara dengan motor tinggi dan berisiknya itu. Tiba dirumah dan langsung mengganti baju lalu salaman dengan orang tua ku. Bapak memeluku, hal ini hanya erjadi ketika lebaran, saat aku pergi meinggalkan bangka dan pulang kembali. Hari berikutnya masih kurasa panas di kening dan kulihat mama ku mulai merasa tak enak badan. Bergejolah hatiku, apakah aku membawa pulang pandemi ini. Kuminum segala macam vitamin termasuk jahe merah hangat yang kuteguk dua kali sehari saat pagi menjelang dan matahari tumbang. Smpat kubertemu tetangga dan ku senyum sambil menyapa, mengataan aku dirumah saja, mengkarantina diriku. Bukan karna takut anjuran pemerintah, tapi aku berusaha menjaga lingkungan ku tetap aman.

Setelah seminggu kusadari tiba tiba ada bagian di rambutku yang mendadak mengalami kebotakan. Bukan main paniknya aku, ku cari di mesin pencari apa penyebabkan da ternyata aku "stress". Baru pertama ku alami hal yang seperti ini. Kewajibanku mengerjakan tesis terhenti akibat stress yang kualami, rasanya hati dan pikiran tak sampai kesana. Setelah 14 hari, akhirnya aku keluar rumah memutuskan untuk berkeiling bersama mama, banyak tanya dar orang sekitar, kapan aku pulang. Satu persatu tetangga mendapat penejlasan dari mamaku, aku hanya diam saja memperhatikan raut wajah mereka. Aku tau ada rasa tak enak dari tatapan mereka. Ada yang berbicara sambil menutup mulutnya dengan jilbab, tapi kubirkan aja. Ya kalau itu membuat mereka aman.

Setelah selesai karantina mandiri, aku memuuskan untuk jalan pagi bersama mamaku hampir disetiap pagi. Betapa senang hati ini akhirnya bisa keluar  menghirup udara segar.  

Jalan pagi bersama mama
Kuhabiskan banyak waktuku dengan scroll social media sampai lelah, nonton drakor samapi bosan dan tersadar kewajibanku yang tertunda., ya tesisku!. Kukerjakan dengan bermalas malasan, hingga supervisor ku mengumpulkan kami berkumpul via video call dan mengkonfirmasi keadaan dan progress kami. tersentak aku saat itu, tapi jiwa rebahan yang sudah berjalan hampir sebulan jadi kebiasaan. Sulit untuk kembali bersemangat, sampai seminar online mulai dilaksanakan dan undangan hadir seminar dari teman teman sekelas tiba tiap minggunya, akhirnya membangunkan ku.

Mulai kukerjakan jurnal yang tertunda selama 2 minggu, dan segera kukirimkan dan tak mendapat kabar sampai tulisan in dimuat. Tambah resah hatiku sunggu, disaat sedang menggebu menerima segala kritikan dan revisi untuk jurnalku, namun belum ada jawaban dari beliau. Tak bisa kusalahkan, bagaimana pula dengan yang sebulan terakhr tanpa kabar ke beliau. Kemana pula aku saat beliau punya waktu luang. Ya tetap salah ku yang suka buang buang waktu ini. Maaf pak, tak kan ku ulangi. Kukerjakan lagi draft seminar dan kukirimkan sambil menunggku balasan dari draft jurnal yang ku kirimkan dan beliau menjawab "sedang saya baca, sedikitlagi". Baiklah pak

Lagi lagi hati yang egois ini mulai resah kapankah kumendapat balasan dan segera merevisinya kembali dan bersiap submit di laman  publikasi pilihanku. Hari ini rambutku yang sempat botak pada  bagian berdiametr 1,5 cm, mulai tumbuh. Ku anggap ini titik balik untuk berdamai dengan pandemi ini dan baru kusadari kesehatan mental itu penting dan nyata untuk dijaga. Tulisan ini kubuat untuk jadi pengingat bahwa pernah kubuang waktu ku dan aku menyesal. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN REAL TEST IELTS DI IDP YOGYAKARTA

Hai kali ini ncepp mau ceritain pengalaman realtest ielts di IDP Yogyakarta. Ncep real test tanggal 10 Maret 2018 (Akhirnya setelah beberapa bulan persiapan, nekat juga daftar :D). Ncep sampe Yogya itu hari selasa pagi tgl 7 maret, sengaja dateng cepet biar bisa istirahat dulu hehehe. Beberapa hari sempet istirahat sih tapi tetap sambil listening sama reading, soalnya bosen gak ngapa ngapa in #eaaa. Hari jum’at nya ncep cek lokasi dulu di Universitas Sanata Dharma tepatnya di lembaga bahasa di lantai 2. Disana banyak ruangan sih, nama nama pulau gitu tapi buat register di ruang Batam 2. Pas sampe depan ruangan register, jantung ncepp gak bisa kontrol, dag dig dug kayak suara beduk. penampakan ruang batam 2 (ruangan registrasinya) Malem nya ncep persiapin segala senjata buat perang besok, passport, pensil HB 2 biji, penghapus sama peruncing . Terus kalo pada mau bawa minum ke dalem ruangan boleh banget, tapi label nya musti dilepas dulu   (kalo bawanya AQ*A and friends

LANGKAH LANGKAH DAFTAR REAL TEST IELTS

Haii, balik lagi ke cerita ncep hari ini Berhubung banyak temen temen yang masih bingung cara nya daftar real test IELTS, kali ini ncep mau sharing step by step cara register real test di IDP Yogyakarta. Hayukkkkkkk Pertama temen temen bisa buka websitenya IDP di www.IDP.com . Di halaman depan web semua informasi tentang IELTS tersedia lengkap dan untuk register real test silahkan pilih menu IELST . Selanjutnya pilih menu   daftar sekarang . Temen temen bisa pilih berdasarkan lokasi real test yang diinginkan Pilih tanggal yang diinginkan dan klik book now . Perhatikan menu yang berwarna orange untuk academic ielts dan biru untuk general training. Perhatikan tanggal yang dipilih sesuai dengan yang ditampilkan kemudian klik menu continue . Selanjutnya temen temen diminta untuk mengisi tentang personal detail . Selanjutnya Upload ktp atau password dalam bentuk pdf dan klik menu select untuk mengambil data. Sebagai Info, passport harus di scan bagian depan d

PESONA PULAU MENDANAU

Hai hai kali ini ncep bakal nepatin janji ke diri sendiri untuk buat review pulau Mendanau. Pulau ini ncep datengin September tahun lalu dan sampai sekarang rasa bahagia berkunjung kesana gak pernah hilang. Nah pulau ini ngasih banyak pelajaran kehidupan buat ncep dan juga pengalaman yang tak terhitung jumlahnya. Kali ini ncep bakal kasih tau ke temen temen semua keindahan dan keramahan Pulau Mendanau.  Perairan Pulau Mendanau 1. Sambutan warga yang meriah ketika tamu datang. Kalo temen temen kesini pastinya bakal disambut dengan sangat antusias oeh warga desa. Mereka bener bener bisa ngetreat tamu, jadi disana jangan kaget kalo dateng udah disambut pake tarian daerah yaaa. Tari sambut 2. Homestay berasa dirumah sendiri Waktu dateng kesini, ncep dapet homestay yang keluarganya baik dan ramah banget. oh ya, ncep nginep di desa petaling dan disini kalo ada tamu yang dateng akan tinggal dirumah warga. eits jangan kawatir kalo gak nyaman, yang juga bakalan betah dan g